Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar adalah salah satu pelajaran bahasa Indonesia waktu jaman aku masih SMA dahulu kala, ada sebuah materi yang disampaikan yaitu
Tata Cara Pidato Yang Baik dan Benar.
Setelah materi ini disampaikan oleh guru Bahasa Indonesia, aku dan teman sekelas disuruh untuk membuat pidato dan menyampaikannya di depan kelas. Suatu pekerjaan berat untuk menghasilkan pidato dan berpidato di depan kelas. Maka aku pun berkonsultasi dengan kakakku yang jago berpidato. Kakakku pun menyampaikan dan melatih aku tentang “Teknik Berpidato Dengan Baik”. Pidato atau Orasi adalah merupakan suatu kegiatan berbicara menyampaikan sesuatu hal di depan umum. Hal yang disampaikan itu dapat berupa pendapat, gambaran atau penjelasan tentang suatu hal. Pidato berfungsi untuk mempermudah komunikasi antara 2 pihak atau lebih. Ada 4 metode berpidato yaitu Impromptu (pidato serta merta tanpa persiapan), Memoriter (pidato dengan menghapalkan naskan pidato), Naskah (pidato dengan membaca naskah pidato), Ekstemporan (pidato dengan menyiapkan garis-garis besarnya saja atau berupa konsep mentah dari naskah pidato). Setiap orang mempunyai potensi berpidato atau berorasi atau berbicara di depan khalayak umum. Kemampuan berpidato ini bisa didapat dari latihan atau bahkan sememang bakat bawaan. Bagi yang ingin berlatih pidato, perlu mengetahui teknik dan tata cara berpidato yaitu : Mengetahui tujuan berpidato. Pidato yang akan disampaikan ditujukan untuk membicarakan hal apa saja? Hal ini dapat disebut juga Tema Pidato. Perlu juga mengetahui dimana tempat berpidato dan siapa saja yang akan menjadi pendengar. Materi atau Bahan pidato sesuai dengan Tema Pidato yang akan disampaikan. Jika pidato bertema pendidikan, maka bahan pidato adalah hal-hal yang mengenai pendidikan, baik tentang pendidikan smp, sma, atau hal-hal lain yang menyangkut pendidikan. Untuk pemula seperti anak smp maupun anak sma, 2 teknik pidato yang disarankan adalah teknik Naskah (membaca naskah pidato) yang dapat dilanjutkan ke teknik Memoriter (menghapal pidato). Jika kemampuan telah cukup, maka dapat digunakan teknik Ekstemporan (garis-garis besar atau konsep naskah pidato) atau bahkan dapat menggunakan teknik Impromptu (serta merta tanpa persiapan). Untuk pemula, perlu melatih suara, pengucapan, intonasi kalimat dan juga artikulasi serta perlu mengetahui jeda pembacaan sehingga pidato enak didengar dengan menggunakan nada bicara yang tegas lugas tidak berirama sepeti membaca puisi atau berdeklamasi. Berpenampilanlah yang rapi saat berpidato, karena akan menjadi titik sentral pandangan umum. Menggunakan bahasa tubuh sebaik mungkin yaitu gerakan tangan dan anggota tubuh sesuai dengan irama pidato tapi tidak secara berlebihan. Menyisipkan humor pada pidato disesuaikan dengan keadaan dan tujuan pidato. Jika pidato pada acara pemakaman mayat, jangan sekali-sekali menyisipkan humor. Berpidatolah sesuai panjang waktu yang wajar. Untuk pemula sebaiknya menggunakan waktu yang pendek saja. Tidak menggunakan kata yang berulang-ulang kecuali dibutuhkan untuk penekanan tujuan
Read more at: http://www.attayaya.net/2011/04/tata-cara-pidato-yang-baik-dan-benar.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net
Beberapa kaidah perawatan kesehatan yang bersumber kesehatan
manusia secara umum di antaranya adalah:
1. Memperhatikan perawatan dan pengobatan berbagai penyakit hati,
seperti gundah, sedih dan marah, karena bagaimanapun penyakitpenyakit
tersebut mempunyai korelasi (hubungan) yang erat dengan
penyakit jasmani, yang kini lebih populer dengan nama kesehatan jiwa.
2. Memperhatikan kebersihan lingkungan dan memeliharanya dari
berbagai penyakit, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam,
نَفُِّ ظوْا أْفِنََیتكُمْ وَلاَ تَشََّبھُوْا بِاْلَیھُوْدِ
Artinya: “Bersihkanlah halaman rumahmu dan janganlah meniruniru
orang Yahudi.” (HR. Turmudzi)
3. Perintah dan anjuran untuk berobat jika tertimpa suatu penyakit.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَدَاوَو اْ فَِإنَّ اللهَ لمْ یْنزِلُ دَ اءً إلاَّ أْنزَلَ لھُ دَوَاءً
Artinya: “Berobatlah kalian, karena Allah tidak menurunkan suatu
penyakit, melainkan Allah menurunkan pula obat
penawarnya.” (HR. Bukhari dan Ibnu Majah)
4. Memperhatikan kegiatan olahraga dan senam secara teratur, yang dapat
menyehatkan tubuh.
Konsep nomer dua di atas menunjukkan sanitasi dari sumber penyakit.
Konsep nomer empat bersesuaian dengan “tradisi” shalat dalam Islam.
Gerakan-gerakan shalat menunjukkan gerakan olah raga. Menurut
Muhammad Bahnasy, “ada tiga unsur pokok dalam shalat yang bisa
menumbuhkan rasa percaya diri, yakni; pertama; percaya kepada Allah.
Kedua; perhatian terhadap hal-hal yang bersifat fisik. Ketiga; mencegah
keterasingan sosial yang bisa membangun hubungan sosial yang sehat
Dalam Shahih Bukhari, sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam:
“Ada dua kenikmatan yang sering dilalaikan oleh umat manusia,
yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari, Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad, dan ad-Darimi).
Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2238840-tips-hidup-sehat-dalam-islam/#ixzz1tzTdFZFo
0 komentar:
Posting Komentar